Notification

×

Iklan

Diduga Depresi Akibat Kecanduan Game Online, Seorang Anak di Jember Penggal Kepala Orang Tuanya

27 Jan 2025 | Januari 27, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-27T04:54:34Z
Tim Inafis Polres Jember mendatangi lokasi pembunuhan di Dusun Jadugan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Jember,, Senin (27/1/2025). (Foto: Istimewa)


Disclaimer : Peringatan (trigger warning): 

Postingan ini mengandung konten kekerasan eksplisit yang dapat memicu kondisi emosi dan mental pembaca. Kami menyarankan Anda tidak meneruskan membacanya jika mengalami kecemasan dan mempertimbangkan untuk meminta bantuan profesional.


Susana tenang Dusun Jadugan, Desa Mojosari, Puger, Jember, sontak berubah jadi mencekam pada Senin (27/1/2025) dini hari

Betapa tidak! sekitar pukul 00.30 WIB, seorang pemuda berinisial A (18), tega memenggal kepala ayah kandungnya, Haji Jen, hingga terpisah dari tubuh. 

Dari informasi di lapangan menyebutkan, dua hari terakhir sebelum kejadian, kondisi A nampak kurang harmonis dengan keluarganya.

Warga sering melihatnya uring-uringan dan acap kali melontarkan kata-kata kasar. 

Menurut seorang warga, keluarga sebenarnya sudah menyadari perubahan perilaku A. Bahkan, mereka sempat berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, berharap bisa menemukan solusi.

Menurut kabar yang beredar, A frustasi karena permintaan sepeda motornya tak kunjung dipenuhi. Selain itu, A juga kecanduan pada game online yang semakin memperburuk situasi. 

Di lingkungannya, Haji Jen, yang merupakan orang tua A, dikenal sebagai pemilik toko bangunan di desa setempat.

Hingga akhirnya, Senin dini hari, pertengkaran A dan Haji Jen memuncak. Bahkan saat itu, keluarga yang khawatir mencoba mencari pertolongan, bahkan sempat memanggil “orang pintar,” lantaran mengira A mengalami kesurupan. 

Hingga akhirnya, di lokasi pertikaian, sekitar 100 meter dari rumah korban, tubuh Haji Jen tergeletak tanpa kepala.

Tak jauh dari sana, A berdiri bersimbah darah dengan luka di lehernya. Diduga, usai menghabisi ayahnya, pelaku berusaha mengakhiri hidup. Ia ditengarai menggorok lehernya sendiri. Namun tak ada warga yang menyaksikan kejadian itu. Termasuk, ketika pelaku memenggal kepala ayahnya menggunakan golok 

Setelah menghabisi nyawa ayahnya, A berlari menuju rumah tetangganya, Pur. Dengan tubuh penuh darah dan sebilah golok di tangan, ia menggedor pintu rumah sambil berteriak, “Ada maling!”. 

Pur yang terbangun segera membuka pintu, tetapi kaget saat melihat A berusaha menyerangnya dengan golok. 

Beruntung, Pur berhasil menutup pintu tepat waktu, meski golok A terus menghantam pintu hingga nyaris hancur.

Sementara itu, Kasim, tetangga yang lain, mendengar keributan dan keluar untuk membantu. Ia melihat A dan mencoba mendekat untuk menenangkan. Tanpa diduga, A juga menyerang Kasim dengan goloknya.

Beberapa luka bacok mengenai tangan dan tubuh Kasim, hingga membuatnya harus dilarikan ke RSD dr Soebandi Jember untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Setelah mengamuk, A mencoba mengakhiri hidupnya dengan menggorok lehernya sendiri. Ketika polisi tiba di lokasi, A sempat berteriak meminta agar dirinya ditembak. “Saya ingin mati bersama Abah,” katanya lantang.

Polisi yang tiba langsung mengamankan lokasi dan membawa A ke RSD Balung untuk mendapatkan perawatan medis. 

Seketika itu juga, Tim Inafis Polres Jember juga dikerahkan untuk melakukan olah TKP dan mengumpulkan bukti. Namun hingga kini, kepolisian belum mengeluarkan keterangan resmi terkait tragedi berdarah itu.

Motif pembunuhan ini juga masih menjadi teka-teki. Depresi, ketergantungan pada game online, hingga tekanan keluarga menjadi kemungkinan yang sedang didalami pihak kepolisian. Polisi masih menyelidiki lebih jauh untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.

Sementara itu, jenazah Haji Jen telah dibawa ke kamar mayat RSD dr Soebandi Jember untuk divisum. (red)

×
Berita Terbaru Update