Notification

×

Iklan

Petani Keluhkan Harga Jual Gabah Rendah di Tengah Naiknya Harga Beras

6 Mar 2024 | Maret 06, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-03-06T09:16:43Z
Ilustrasi gabah. Foto: google image
 

Lumajang - Meski harga beras naik, namun para petani padi di Lumajang masih jauh dari kesejahteraan. Pasalnya, harga jual gabah masih tergolong rendah.

Sebagai informasi, harga beras di Pasar Baru Lumajang pada Senin (4/3/2024) mencapai Rp 16.000 per kilogram. Sedangkan, harga gabah kering berada pada harga Rp 6.800 per kilogram.

Salah seorang petani di Labruk Kidul, Heru Handoko mengatakan, harga  gabah masih tergolong rendah meskipun harga beras mengalami kenaikan. Ia berharap harga beras pun ikut turun.

 "Kalau sekarang turun (harga gabah) ya harapannya beras ikut turun supaya biaya setiap hari tidak terlalu tinggi," kata Heru, Selasa (5/3/2024).

Heru sengaja tidak menyisihkan gabahnya untuk dijual ke tengkulak, tetapi memang untuk dikonsumsi sendiri menjelang bulan ramadhan tahun ini. Apalagi gabah yang ia punyai hanya cukup kebutuhan keluarganya.

Meskipun menanam padi di sawahnya, namun ia tetap harus membeli beras dengan harga yang cukup tinggi,  karena sawah miliknya cuma sedikit sekali.

 "Ya, setiap hari kita beli beras,  kalau hasil panennya kan gak banyak. Apalagi puasa tinggal menghitung hari," terang Heru.

Heru pun mengaku memilih bekerja sebagai penyekrop pasir di tempat penampungan pasir untuk membantu mencukupi kebutuhan keluarganya. 

Sementara salah satu petani lainnya, Tikno, asal Desa Tukum, Kecamatan Tekung, Kabupaten Lumajang, malah tidak sempat menikmati harga gabah yang naik pada awal tahun ini. 

Pasalnya, saat ini ia baru bisa menanam padi karena sawahnya kekurangan air akibat rusaknya Dam Gambiran yang belum berfungsi mengairi sawah.

Ia baru mulai menanam padi saat hujan belakangan ini kerap mengguyur sawah miliknya.

"Hujan turun beberapa waktu lalu baru saya berani menanam padi, kalau kemarin nggak berani karena nggak ada hujan, takut airnya nggak ada malah kering tanahnya dan mati tanamannya," kata Tikno.

Tikno menambahkan kalau katanya harga gabah sekarang naik seiring harga beras mahal, ia mengaku belum tahu sama sekali. 

Ia menyampaikan bahwa selama tidak menanam padi, Tikno menggantungkan hidupnya dari berjualan kopi di pinggir jalan lingkar timur (JLT) Lumajang. (red)
×
Berita Terbaru Update