Jakarta - Salah satu fokus pemerintah saat menghadapi musim mudik lebaran adalah meminimalisir kecelakaan kendaraan bermotor. Dari data kepolisian yang ada, bus pariwisata dan sepeda motor adalah penyumbang jumlah kecelakaan tertinggi saat periode libur lebaran.
Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan (Menhub) mengatakan data tersebut dibuktikan dari angka statistik yang ada.
"Dari angka statistik yang ada, kecelakaan itu banyak terjadi pada dua hal, yang pertama sepeda motor yang kedua bus wisata,", ungkapnya.
Salah satu penyebab mengapa bus pariwisata seringkali mengalami kecelakaan adalah karena kondisi bus yang kurang baik. Selain itu, pengemudi bus juga tidak kompeten. Beberapa kasus menunjukkan bahwa sopir bus pariwisata adalah sopir tembak atau sopir angkot yang tidak menguasai perjalanan.
"Kenapa itu terjadi, satu karena, busnya tidak baik. Jadi harus di-ramp check. Kedua pengemudinya tidak capable atau tidak berkompeten, bukan pengemudi biasa. Jadi orang biasa nyopir angkot kemudian nyopir bus. Karena dia sopir tembak dia tidak menguasai perjalanan," jelasnya.
Melihat fenomena tersebut, Menteri Perhubungan mengadakan rapat dengan Kepolisian dan meminta pemudik agar menggunakan jasa bus pariwisata yang terbukti bahwa kendaraannya dalam kondisi baik, sudah di rampung check. Juga sopir yang mengendarainya adalah yang kompeten.
Apabila ada yang melanggar, Kemenhub tak segan untuk memulangkan bus tersebut berdasarkan pengalaman sebelumnya.
"Karena itu harus kita underline, karena kita berangkat dari Jakarta ramai-ramai, reuni sama orang di Yogya, Solo, abis itu dia cari (bus pariwisata), oh cari asal yang murah tapi tidak di-ramp check," tuturnya.
"Jadi kalau masyarakat salah memilih, kita bisa setop di situ lalu akan kita pulangkan. Kejadian itu pernah kita lakukan di Magelang. Jadi bus yang tidak ramp check, sopirnya tidak capable, kita pulangkan," tegas Budi Karya. (red)