Cak Thoriq saat mendatangi rumah salah satu relawannya yang jadi korban aksi teror. Foto: ist |
Lumajang - Rumah Prayogi, warga Desa Krasak, Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang menjadi sasaran aksi teror oleh orang tak dikenal.
Diketahui, Prayogi merupakan salah seorang relawan sekaligus Tim Sukses (Timses) Bakal calon bupati (Bacabup) Lumajang Thoriqul Haq yang bakal mengikuti kontestasi pilkada 2024.
Aksi teror itu diduga dilakukan dengan menembak menggunakan senjata jenis angin pada Senin dini hari (10/6/2024).
Menurut Prayogi, kejadian itu berlangsung saat orang-orang sedang istirahat.
"Waktu itu, tiba-tiba terdengar suara keras membentur kaca. Saat dicek, kaca rumah pecah dan udah banyak serpihan," jelas Prayogi pada Selasa (11/6/2024).
Masih katanya, teror terjadi usai rumah tersebut menjadi tempat digelarnya acara konsolidasi antar relawan politik Thoriqul Haq atau Cak Thoriq.
Masih katanya, sebelum digelar acara tersebut, dia mendapat pesan singkat bernada ancaman dari orang tak dikenal.
"Sebelum acara (konsolidasi). Saya juga mendapat whatsapp yang bernada ancaman," ujarnya.
Meski peristiwa itu tidak menimbulkan korban, namun dia mengaku khawatir atas keselamatan keluarganya.
Sementara itu, Cak Thoriq menyayangkan adanya aksi teror tersebut. Ia juga melaporkan peristiwa tersebut ke kepolisian untuk ditindaklanjuti.
Lantas Thoriq juga menyampaikan kepada masyarakat agar tidak menggunakan cara kekerasan dalam kampanye politik.
"Saya ingin mengajak untuk hal-hal yang mengandung kekerasan, intimidasi dan premanisme agar tidak lagi menggunakan cara tersebut. Saya mengajak agar berkampanye dengan baik secara sejuk dan nyaman. Lewat adu gagasan dan pikiran visi visi," jelas Thoriq saat mengunjungi lokasi kejadian.
Atas laporan peristiwa tersebut, pihak kepolisian yang mendatangi lokasi kejadian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Kapolsek Kedungjajang, AKP Maryanto menyampaikan, hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan atas peristiwa teror tersebut.
"Sementara masih kita selidiki dan mencari informasi apa yang sebenarnya terjadi," pungkas Maryanto. (her)